Profil Penerima Anugerah Budaya Kota Bandung 2016


Malam Anugerah Budaya Kota Bandung 2016 digelar di Grand Ballroom Amartapura, Grand Hotel Panghegar, Jln. Merdeka, Bandung pada Kamis (29/12/2016) malam. Penghargaan diberikan kepada 15 seniman dan budayawan serta pihak lain yang peduli terhadap Kota Bandung.

Penghargaan diserahkan langsung Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Dan masing-masing penerima penghargaan mendapat plakat dan uang kadeudeuh senilai Rp15 Juta. Dalam kegiatan tersebut, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pun membentuk tim penasihat budaya wali kota.

Hingga tahun ini, total sudah ada 115 seniman, budayawan, lembaga, dan pihak lainnya yang peduli seni budaya dan lingkungan yang mendapat anugerah Budaya Kota Bandung. Pemberian penghargaan rutin tersebut telah digelar sejak tahun 2006 di era masa kepemimpinan Wali Kota Dada Rosada.

Berikut ini beberapa nama penerima penghargaan tersebut:

1. Acil Darmawan atau Acil Bimbo (Bidang Musik)
Seniman kelahiran  20 Agustus 1943 tersebut adalah salah satu personel Bimbo. Pria yang akrab dipanggil Kang Acil ini aktifi di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bandung Spirit (berdiri tahun 2000). Ia pun merupakan aktivis, pembina, dan penasihat di beberapa organisasi sosial kemasyarakatan dan kebudayaan. Kegiatan lainnya, Kang Acil aktif mengadakan berbagai kegiatan dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan kebudayaan di dalam dan luar negeri.

2. Hari Pochang (Bidang Musik)
Pemilik nama asli Hari Krishnadi ini lahir di Bandung pada 25 April 1953. Kang Hari merupakan salah satu legenda blues asli Bandung. Ia pun inisiator sebuah komunitas yang bernama Bandung Harp’s Project (BHP). Komunitas ini ada untuk menjaring bagi siapa saja yang tertarik untuk belajar harmonika.

3. Rudy Djamil (Bidang Film)
Pria kelahiran 12 Agustus 1946 ini bernama lengkap Drs. Rudi Sobrun Djamil. Seniman yang biasa dipanggil Kang Rudi ini adalah alumni Program Studi Hubungan Masyarakat (Humas) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran angkatan 1967. Ia dikenal sebagai pembawa acara (MC) senior. Ia pun dikenal sebagai pemain film yang mulai terjun ke panggung hiburan sejak tahun 1974 lewat film "Drakula Mantu".

Kang Rudi pun pernah berakting dalam film layar lebar Si Kabayan dan Gadis Kota (1989). Kegiatannya di luar film ialah jadi direktur pada Rudy Djamil Enterprise dan MC (Master of Ceremony). Ia juga bermain sinetron antara lain dalam Angkot Haji Imron (1996) dan Ujang dan Aceng (1996). Sementara dalam dunina pendidikan, ia tercatat pernah menjadi asisten dosen untuk beberapa mata kuliah di Fikom Unpad, seperti Dasar Psikologi, Public Relations dalam Praktek, dan Statistik, dan ia pun pernah jadi asisten dekan.

4. Daya Mahasiswa Sunda (Organisasi Budaya)
Tahun 1956 muncul gagasan untuk mendirikan suatu organisasi pemuda Sunda yang dapat mewadahi organisasi-organisasi yang ada dalam sebuah organisasi yang berbasis mahasiswa di Jawa Barat. Usaha menuju pembentukan organisasi mahasiswa kemudian digulirkan oleh beberapa mahasiswa di Bandung. Hasilnya pada tanggal 14 Oktober 1956 berdiri sebuah organisasi mahasiswa yang berbasis mahasiswa Sunda dengan nama Daya Mahasiswa Sunda (Damas). Salah satu tokoh Damas yang dikenal masyarakat adalah Kang Ibing. 

5. Tjetje Hidayat Padmadinata (Bidang Politik)
Dr. HC. Tjetje Hidayat Padmadinata ialah mantan politisi senior Golkar, sesepuh, dan tokoh masyarakat Jawa Barat  Sampai kini, Kang Tjetje tetap rajin menulis kolom di surat kabar. Ia juga sering menjadi narasumber dalam seminar, simposium, kuliah umum, dan selalu aktif mengikuti diskusi ilmiah yang membahas persoalan sosial, kebudayaan, terutama politik secara akademis.

Selain itu, ia pun telah menulis ratusan judul artikel yang khusus diperuntukkan bagi peristiwa tertentu. Ia juga menulis sejumlah buku. Kalangan elite Indonesia mengenal Kang Tjetje sebagai pengkaji ilmu politik, politisi multitalenta, sekaligus politikus yang teguh dalam memelihara integritas atas dasar moralitas dan budaya adiluhung.

6. Karno Kartadibrata (Bidang Sastra)
Sastrawan Sunda ini lahir di Garut, 10 Februari 1945. Pada 2010, Kang Karno pernah meraih hadiah sastra Rancage untuk jasa-jasanya yang besar dalam memperkaya bahasa Sunda dengan tulisan-tulisan yang bersifat sosial-politik. Ia menyelesaikan kuliah di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, jurusan Bahasa Daerah (SUnda) di IKIP Bandung (sekarang UPI). Bekerja sebagai wartawan sejak 1965 di koran Harapan Rakyat. Terakhir bekerja sebagai redaktur di majalah bahasa Sunda Mangle. Kumpulan sajaknya: Lipstick (1981), Parfum (1997) dan Dunungan Geura Jol Sumping (bahasa Sunda).

7. Studio NuArt (Galeri Seni)
Nuart Sculptur Park adalah sebuah museum galeri seni patung yang terletak di Bandung Utara. Nuart Sculptur Park pertama kali dibuka pada tahun 2000. Tempat ini merupakan pusat seni patung karya Nyoman Nuarta. Di dalam gallery menampilkan karya -karya patung hasil seniman patung Nyoman Nuarta dari awal karier hingga karya terbaru sebagai pemeran utama.

Selain museum galeri, di sini juga merupakan tempat proses pembuatan patung karya Nyoman Nuarta itu sendiri. Sculptur Park merupakan sebuah taman seni patung yang merupakan bagian dari museum yang berlokasi di halaman luar museum. Di sini patung hasil karya Nyoman Nuarta dipublikasikan di luar sehingga seluruh pengunjung yang melewati rute masuk gallery dapat melihatnya. Disini juga merupakan proses pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana.

8. Setiawan Sabana (Seni Rupa)
Dilansir dari www.itb.ac.id, Prof. Setiawan Sabana kelahiran 10 Mei 1951 adalah seorang seniman senior yang karyanya telah melanglang ke belahan dunia lain. Seniman grafis asal Indonesia  tersebut adalah Guru Besar FSRD ITB untuk Program Studi Seni Rupa. Prof. Setiawan telah sering menyelenggaran pameran tunggal dan kelompok untuk karya yang dituangkannya melalui media kertas, beberapa diantaranya diselenggarakan langsung di Amerika, Jepang, Jerman, dan Turki.

Selepas lulus dari Jurusan Seni Grafis, FSRD ITB pada tahun 1977, Prof. Setiawan dikenal sebagai penggrafis asal Indonesia. Untuk mendalami teknik penggrafisannya, Prof. Setiawan kembali melanjutkan pendidikan pascasarjananya di Nothern Illinois University, Amerika Serikat dengan mengambil bidang yang sama dengan program sarjananya. Pendidikan tersebut  turut didukung oleh keberhasilan Prof. Setiawan meraih penghargaan sebagai penerima program beasiswa bergengsi dunia, yaitu The Fulbright Scholarship pada tahun 1981.

Lulus dari pendidikannya di Amerika, Prof. Setiawan berhasil mendapatkan medali perak pada ajang Seoul International Art Exhibition yang diselenggarakan oleh Pan Asia Association, Korea Selatan pada 1984. Tahun berikutnya, Prof. Setiawan kembali menggambil posisi sebagai peraih medali emas pada ajang yang sama

9. Asep Salahudin (Pemikiran Budaya)
Dr. Asep Salahudin, MAg, yang dikenal sebagai cendikiawan muslim Nahdlatul Ulama (NU), Wakil Rektor IAILM Pondok Pesantren Suryalaya, penulis buku, dan kolumnis ini meraih Anugerah Budaya Kota Bandung 2016 untuk bidang pemikiran budaya. Ia pun penulis buku Abah Anom, Wali Fenomenal Abad 21.

Beberapa nama dan pihak lainnya yang menerima Anugerah Budaya Kota Bandung 2016:
10. Wawan Hendrawan atau Awan Metro (Tari)
11. Bangunan Cagar Budaya Jln. Tampomas No 9 (Heritage)
12. Enip Sukanda Padmanaba (Karawitan, Tembang Sunda).
13. Forum Kabaret Bandung (Teater)
14. Toneel Bandung (Teater, Pelestari Teater Tradisi)
15. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat (Lingkungan).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Profil Penerima Anugerah Budaya Kota Bandung 2016"

Posting Komentar