Selamat tahun baru 2017. Pada momen pergantian tahun dari 2016-2017, kawasan Bandung Raya masih tetap jadi primadona kunjungan wisatawan. Bicara wisata Bandung Raya adalah objek-objek wisata yang ada di Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Cimahi, dan sebagian objek wisata yang dikelola oleh pihak Pemprov Jabar. Sepanjang 2016 pula, tempat wisata di Bandung Utara, Bandung Selatan, dan pusat Kota Bandung masih menjadi tujuan para pelancong untuk berlibur di Bandung.
Berikut ini catatan kami terkait seputar wisata Bandung sepanjang 2016. Catatan ini berdasarkan pengamatan langsung kami di lapangan; wawancara dengan para wisatawan; tren di media sosial; juga masukan-masukan via email dan kontak WhatsApp redaksi dari para wisatawan.
1. Kota Bandung dan Ridwan Kamil
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bisa dikatakan jadi magnet kunjungan wisatawan ke Bandung. Beragam inovasi terkait kenyamanan ruang publik jadi informasi yang banyak ditunggu oleh wisatawan terutama dari luar kota. Kehadiran taman-taman dan ruang publik lainnya yang terus dipoles menjadi nilai lebih dari Kota Bandung. Misalnya penataan Taman Balai Kota, Jln. Cikapundung Timur (Jl. Dr. Ir. Sukarno), dan spot-spot lainnya menyajikan tempat yang ramah untuk dikunjungi wisatawan.
Sosok Ridwan Kamil yang aktif di media sosial juga menjadi "sales promosi" yang menarik perhatian para netizen. Dalam hal ini, Ridwan Kamil turut langsung menjadi pemimpin kota yang memberi akses informasi dan interaksi pada publik, salah satunya potensi wisata Kota Bandung.
Yang terakhir salah satunya pembukaan Pendopo Bandung (Rumah Dinas Wali Kota) di Alun-Alun yang bisa dikunjungi wisatawan pada akhir pekan. Ini beda halnya dengan Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, atau Cimahi dimana akses untuk mendapatkan informasi dan interaksi langsung dengan bupati atau wali kota di medsos terbilang tertutup. Sementara masyarakat pengguna medsos di gawai semakin terbuka dan mengharapkan ada saluran terbuka untuk mengetahui informasi dan interaksi dengan pemimpinnya.
2. Peran Netizen
Terkait poin 1, penggunaan medsos pun turut berpengaruh promosi wisata. Para pengguna media sosial setiap hari update seputar lokasi-lokasi wisata di Bandung Raya (Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Cimahi). Untuk penyebaran informasi tempat wisata ini ada yang tempat-tempat biasa alias sudah ngetren, biasanya berupa foto-foto yang diunggah oleh para wisatawan luar kota.
Sementara tempat-tempat wisata yang baru biasa disebarkan oleh anak-anak muda Bandung yang senang jarambah atau bertualang mencari tempat-tempat wisata baru. Namun tak ketinggalan pula para pengelola tempat wisata yang kian hari semakin aktif dan serius menggarap akun profil tempat wisatanya di medsos.
3. Inovasi tempat wisata
Ini yang menarik, ketika para pengelola wisata semakin gencar memoles dan menyajikan wahana-wahana unik yang ada di tempat wisata. Kita bisa lihat di The Lodge Maribaya, Rumah Hobbit Farmhouse Lembang, Barusen Hills, Glamping Legok Kondang, Cileunca Lakeside, Maribaya Hotspring & Resort, Floating Market Lembang, atau Restoran Perahu Glamping Lakeside di Situ Patenggang yang semakin ngehits.
Ini pula terkait objek wisata alam seperti tempat wisata air terjun, situ (danau), pemandangan pegunungan, dan tempat wisata alam lainnya masih menjadi pilihan wisatawan. Hanya kadang sangat jauh perbedaan tempat wisata alam yang dikelola pihak swasta dan pihak pemerintah, terutama dalam urusan fasilitas.
Begitu pula untuk urusan promosi, objek wisata alam yang dikelola pemerintah masih kurang terasa gaungnya. Tak heran bila wisatawan pun sulit untuk mengetahui kontak pengelola sekalipun. Beda halnya dengan tempat wisata yang dikelola pihak swasta, biasanya dilengkapi website profil tempat wisata, akun medsos, juga nomor kontak sehingga memudahkan mencari informasi dan interaksi.
4. Tempat kuliner
Untuk tempat kuliner tidak mengalami perubahan tren yang berarti. Namun seiring mudahnya mencari informasi kuliner Bandung di internet, para wisatawan banyak yang menjajal tempat-tempat kuliner baru hingga ke pasisisian (pinggiran). Tempat kuliner ini contohnya di kawasan Jln. Bojongsoang, Padasuka atas, atau di sekitaran Bandung Utara (Dago Pojok/Dago Atas, Ciumbuleuit, Lembang).
Namun untuk sentra kuliner di tengah kota pun masih banyak menarik pengunjung, seperti di kawasan Jln. Burangrang, Jln. Dipatiukur - Dago, Jln. Setiabudhi, atau di kawasan Jln. Riau (LLRE Martadinata). Seiring berkembangnya teknologi, tren delivery makanan dengan aplikasi Go Food/GoJek dan sejenisnya menjadi servis tambahan dari para pengelola usaha kuliner.
5. Permasalahan wisata
Umumnya yang terjadi di kota-kota lain, beberapa permasalahan wisata yang ada di seputaran Bandung di antaranya:
- Kemacetan lalu lintas. Untuk pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi masih mendominasi. Pilihan menggunakan alat transportasi umum di Bandung masih jauh dari harapan. Namun, layanan ojek online, ojek wisata, dan mobil rentalan/jasa wisata banyak menjadi pilihan.
- Sulitnya lahan parkir dan tarif parkir yang tidak jelas;
- Kurangnya dukungan layanan informasi wisata, baik dari pihak pengelola maupun dari pihak dinas pariwisata. Mencari informasi wisata di internet masih menjadi pilihan utama wisatawan.
- Kurangnya pos pengaduan bagi para wisatawan.
- Masih adanya pungutan liar dan penerapan karcis tempat wisata dinaikkan sepihak.
- Banyak tempat wisata yang masih belum ramah bagi kaum difabel.
- Masih kurangnya informasi label halal di setiap tempat makan.
- Kurangnya jalur peta wisata baik Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, ataupun Cimahi. Ini yang kerap wisatawan kebingungan untuk menentukan titik akses perjalanan wisata dari satu titik ke titik lain. Tak jarang waktu perjalanan pun jadi tidak efektif dan efisien, ditambah lagi dengan kemacetan.
6. Penginapan
Untuk penginapan, tren untuk menginap di apartemen, guest house, atau villa setidaknya ikut mempengaruhi tingkat hunian hotel. Apalagi jumlah hotel di Bandung terbilang tak ideal, yakni kebanyakan hotel. Namun di sisi lain, wisatawan pun punya alternatif lain untuk menginap dengan budget terbilang murah dan bisa menampung banyak orang seperti tempat-tempat di atas. Juga sekarang kehadiran glamour camping (glamping) dan tempat berkemah biasa mulai jadi primadona wisatawan seiring adanya fasilitas-fasilitas kemping yang ramah buat berlibur.
7. Konsep tempat wisata terpadu
Inilah yang kini kian menjadi primadona para wisatawan. Wisatawan dibikin betah dan nyaman dengan konsep tempat wisata terpadu ini. Dimana, wisatawan bisa rekreasi, belanja, menikmati kuliner, ngasuh anak, dan aktivitas lainnya di satu lokasi wisata.
Tren lain yang muncul dalam wisata alam terpadu adalah hadirnya konsep "love", baik taman cinta, gembok cinta, bambu cinta, dan lainnya. Spot wisata berkonsep "love" ini menjadi pilihan wisatawan untuk swafoto. Tempat wisata yang menyediakan kolam renang/waterboom pun menjadi tren di tahun 2016.
8. Event-event wisata
Event-event wisata ada yang dikelola oleh pihak pemerintah, event organizer (EO), kerja sama EO dan pihak pemerintah, maupun event yang digelar oleh pengelola wisata itu sendiri. Untuk informasi event sendiri masih banyak yang berkonsep saat event akan digelar, baru dipromosikan. Padahal, bila ada kalender event yang memuat aneka event per bulan selama satu tahun, ini akan sangat baik.
Dalam artian, semua event yang diadakan oleh berbagai penyelenggara bisa disatukan dalam satu kalender event. Misalnya sekarang awal 2017, sudah ada jadwal event (rutin) yang bakal digelar dari Januari hingga Desember 2017. Jadwal-jadwal dan profil event tersebut salah satunya bisa ditampung oleh dinas terkait dan disebarkan melalu media konvensional maupun media online. Termasuk juga pengenalan tempat-tempat penyelenggaraan acara seperti Dago Tea House, Padepokan Seni Mayang Sunda, Gedung Pusat Pengembangan Kebudayaan (PPK)/dulu YPK di Naripan, Gedung Rumentang Siang, dll.
9. Wisata belanja
Untuk wisata belanja tidak terlalu ada perubahan signifikan selama 2016. Pasar Baru, Pasar Andir, Cihampelas, Cibaduyut, Plaza Parahyangan, sentra distro Trunojoyo, atau sentra FO di Jln. Riau masih menjadi pilihan wisatawan. Walau di beberapa tempat belanja tersebut ada penurunan dan kenaikan pengunjung. Namun, pembenahan Cihampelas dengan adanya skywalk apakah bisa makin menyedot perhatian wisatawan yang belanja di tempat tersebut? Kita tunggu saja di 2017.
10. Wisata area publik
Kehadiran tempat wisata yang tak berbayar yang biasanya di area publik makin diminati. Apalagi tempat wisata publik tersebut sangat cocok buat swafoto (selfie). Area publik di Kota Bandung seperti Teras Cikapundung, Cikapundung Riverspot, Lapangan Gasibu, Taman Tepian Anak Sungai Cikapayang, Taman Balai Kota, Taman Lansia, Taman Vanda, dan taman-taman lainnya masih jadi primadona wisatawan untuk nongkrong, rehat, atau swafoto.
Sementara untuk Kab. Bandung kehadiran taman di Soreang (sekitaran Jln. Al Fathu/Gedong Budaya Sabilulungan) lumayan menarik perhatian para wisatawan. Sayangnya, promosi area publik tersebut kurang maksimal. Apalagi untuk area publik di Kab. Bandung Barat dan Cimahi belum ada gebrakan yang berarti.
0 Response to "Catatan Wisata Bandung Sepanjang Tahun 2016"
Posting Komentar