Mengenal Tradisi Ngabuburit


Ngabuburit, sebuah istilah di masyarakat Sunda yang kemudian populer jadi lema yang diserap dalam Bahasa Indonesia. Istilah ini kini populer digunakan oleh masyarakat di luar Jawa Barat saat bulan Ramadhan. Ngabuburit sendiri dalam bahasa Sunda asal kata dari burit yakni waktu siang menjelang malam alias sore hari (menjelang magrib). Ngabuburit mengandung arti kegiatan sore hari menunggu waktu adzan magrib berkumandang untuk berbuka puasa.

Kegiatan ngabuburit ini kian hari mengandung perluasan makna. Bahkan, acara-acara konser musik, pameran produk, pelatihan, atau event-event lain pun tak sedikit yang mencantumkan istilah ini untuk menjaring massa.

Sedangkan ngabuburit dalam masyarakat Sunda sendiri merupakan aktivitas untuk mengisi waktu sampai buka puasa menjelang. Kegiata ngabuburit ini bisa berupa kegiatan ke luar rumah, misalnya jalan-jalan. Pada era '80-an, kegiatan ngabuburit lebih terlihat dilakukan oleh anak-anak, misalnya main gatrik, main layangan, atau permainan lainnya yang tidak menguras tenaga (ular tangga, halma, ludo, monopoli, main kelereng, anjang-anjangan, dsb.).

Ngabuburit ini pada tempo dulu tak melulu harus bermain, ada juga yang mengisinya dengan tadarus al-Quran, kegiatan ceramah, bakti sosial, atau membaca kitab bersama-sama. Sore harinya biasanya ngabuburit sekitaran tempat tinggal, sekadar beli kolak, es buah, gorengan, atau makanan dan minuman lainnya untuk buka puasa.

Namun kini, istilah ngabuburit mengalami pergeseran makna. Balapan motor sore hari, jalan-jalan ke mall, nonton TV/film, atau main games pun sekarang ini kadang disebut ngabuburit. Apalagi sekarang fasilitas dan alat-alat modern pun bisa menjadi media yang mendukung kegiatan ngabuburit, dari berselfie ria di taman-taman, bersepeda, hingga chatting via media sosial di gadget. Memang, keadaan zaman lah yang mau tak mau mengubah makna lain dari kegiatan ngabuburit ini.

Kegiata ngabuburit di Bandung sendiri makin terlihat saat menjelang hari Lebaran tiba. Beberapa hari menjelang Lebaran, kawasan-kawasan belanja di Bandung banyak dikunjungi. Maka, kegiatan belanja untuk lebaran pun kini disebut juga ngabuburit. Apapun kegiatannya, ngabuburit adalah kondisi manusiawi seseorang yang sedang puasa untuk mengalihkan rasa lapar dan dahaga karena seharian perut kosong. Untuk itulah, kegiatan ngabuburit bisa juga diartikan kegiatan untuk "membunuh waktu" hingga adzan magrib pun tidak terasa akhirnya berkumandang.

Namun sayangnya, di beberapa kawasan belanja di perkotaan kegiatan ngabuburit ini kadang menjadi ajang "lebaran duluan" oleh sebagian masyarakat. Dimana ajang berburu barang belanja untuk lebaran atau sekadar jalan-jalan ini dicederai oleh orang yang buka sebelum waktunya. Hal tersebut kadang terlihat sareukseuk dan mengganggu makna suci bulan Ramadhan. Bagaimana tidak, orang-orang dengan watado alias wajah tanpa dosa seenaknya makan dan minum di tempat umum di siang hari. Padahal, makna ngabuburit adalah bukan ajang untuk melepaskan nafsu sesaat atau mencoreng kesucian bulan Ramadhan. Ngabuburit sejatinya adalah kegiatan sosial yang penuh kebarokahan untuk mendukung nilai plus ibadah di bulan suci.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengenal Tradisi Ngabuburit"

Posting Komentar