"Tong ngaku Bobotoh mun can pernah lalajo Persib di Siliwangi!" (Jangan mengaku Bobotoh kalau belum pernah nonton Persib di Siliwangi!). Itulah salah satu pameo Bobotoh Persib Bandung yang mencerminkan kecintaan pada Stadion Siliwangi. Ya, Siliwangi identik dengan tim Maung Bandung. Stadion yang dibangun pada 1954 dan diresmikan pada 24 Maret 1956 mempunyai tautan historis tersendiri bagi mereka yang menjadi fans setia Persib Bandung.
Budaya menonton laga demi laga pertandingan Persib ini telah menjalar hingga anak-cucu. Secara tidak langsung, stadion ini pun telah menjadi tempat "silaturahim" akbar urang Bandung yang dipersatukan dengan rasa kecintaan pada Persib Bandung. Seluruh elemen penonton dari Jawa Barat bisa tumpah ruah di sini. Tidak heran jika Jalan Sekitara, seperti Jalan Lombok dan Jalan Aceh bisa macet total dengan ribuan bobotoh yang menyaksikan aksi Persib di Stadion Siliwangi. Kadang, stadion ini dijadikan pula tempat berlatih Persib.
Lokasi Stadion Siliwangi
Stadion ini berada tepat di Jln. Lombok. Kisah berdirinya stadion ini tidak lepas dari Kodam III Siliwangi. Ya, awalnya memang stadion ini diperuntukkan bagi pembinaan jasmani anggota Kodam III/Siliwangi. Jadi, stadion Siliwangi ini bukan milik Pemprov Jabar atau Pemkot Bandung. Mereka yang pernah merasakan atmosfer menonton pertandingan Persib di sini akan merasakan aura bagaimana susah-senangnya nonton pertandingan di sini. Penonton rela berdesak-desakan untuk menyaksikan tim kesayangannya main. Belum lagi dengan penonton yang biasa melakukan hal kurang mengenakkan, misalnya melempar air ke barisan depan. Atau tukang asong yang lalu lalang menawarkan dagangannya. Juga mereka yang suka merangsek memaksa masuk walaupun tidak pegang tiket. Di sisi lain, ada yang sleboran naik ke atas pagar pembatas dan berteriak-teriak dan lari ke dalam lapangan. Sebelum akhirnya dibekuk keamanan pertandingan yang tiada lain adalah tentara anggota Kodam III Siliwangi. Bagaimanapun Stadion Siliwangi memberikan nuansa Bandung pisan!
Stadion ini berada tepat di Jln. Lombok. Kisah berdirinya stadion ini tidak lepas dari Kodam III Siliwangi. Ya, awalnya memang stadion ini diperuntukkan bagi pembinaan jasmani anggota Kodam III/Siliwangi. Jadi, stadion Siliwangi ini bukan milik Pemprov Jabar atau Pemkot Bandung. Mereka yang pernah merasakan atmosfer menonton pertandingan Persib di sini akan merasakan aura bagaimana susah-senangnya nonton pertandingan di sini. Penonton rela berdesak-desakan untuk menyaksikan tim kesayangannya main. Belum lagi dengan penonton yang biasa melakukan hal kurang mengenakkan, misalnya melempar air ke barisan depan. Atau tukang asong yang lalu lalang menawarkan dagangannya. Juga mereka yang suka merangsek memaksa masuk walaupun tidak pegang tiket. Di sisi lain, ada yang sleboran naik ke atas pagar pembatas dan berteriak-teriak dan lari ke dalam lapangan. Sebelum akhirnya dibekuk keamanan pertandingan yang tiada lain adalah tentara anggota Kodam III Siliwangi. Bagaimanapun Stadion Siliwangi memberikan nuansa Bandung pisan!
Adalah Stadion Si Jalak Harupat yang kemudian mulai mengubah nuansa itu. Ini tiada lain karena kapasitas Stadion Siliwangi yang hanya menampung 25.000 penonton sudah sangat "renta" untuk menampung animo masyarakat pecinta Persib Bandung. Maka, Si Jalak Harupat turut "menenggelamkan" atmosfer riuh-renndahnya pertandingan di Siliwangi. Belum lagi jika SOR Gedebage kemudian bisa digunakan dengan daya tampung yang lebih yahud. Apakah Stadion Siliwangi hanya akan jadi kenangan?
Sejarah Stadion Siliwangi
Merunut pada sejarahnya, pembangunan Stadion Siliwangi awalnya "diilhami" saat memperingati peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) pada 24 Maret 1946. Stadion di kompleks TNI ini mulai dibangun pada 1954. Adalah Panglima Tentara dan Teritorium III, Kolonel Inf A.E. Kawilarang (Pangdam Siliwangi pertama) yang memulai pembangunan stadion Siliwangi. Lahannya sendiri menggunakan tanah milik Kodam III. Ini yang menjadi catatan sejarah sendiri, ternyata biaya pembangunan Stadion Siliwangi merupakan rereongan dari potongan gaji para tentara dan pegawai Kodam.
Selama dua tahun mereka mengumpulkan sen demi sen untuk membangun stadion yang layak bagi Kota Bandung dan Kodam III Siliwangi. Belum lagi dengan kondisi tanah di sini yang liat. Solusinya? Setiap hari dua kompi AD pun harus bolak-balik mengambil tanah dari Lembang dalam beberapa minggu. Sungguh perjuangan yang patut diacungi jempol waktu itu dimana alat-alat berat belum secanggih sekarang.
Merunut pada sejarahnya, pembangunan Stadion Siliwangi awalnya "diilhami" saat memperingati peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) pada 24 Maret 1946. Stadion di kompleks TNI ini mulai dibangun pada 1954. Adalah Panglima Tentara dan Teritorium III, Kolonel Inf A.E. Kawilarang (Pangdam Siliwangi pertama) yang memulai pembangunan stadion Siliwangi. Lahannya sendiri menggunakan tanah milik Kodam III. Ini yang menjadi catatan sejarah sendiri, ternyata biaya pembangunan Stadion Siliwangi merupakan rereongan dari potongan gaji para tentara dan pegawai Kodam.
Selama dua tahun mereka mengumpulkan sen demi sen untuk membangun stadion yang layak bagi Kota Bandung dan Kodam III Siliwangi. Belum lagi dengan kondisi tanah di sini yang liat. Solusinya? Setiap hari dua kompi AD pun harus bolak-balik mengambil tanah dari Lembang dalam beberapa minggu. Sungguh perjuangan yang patut diacungi jempol waktu itu dimana alat-alat berat belum secanggih sekarang.
Dalam jangka dua tahun, Stadion Siliwangi diselesaikan. Hanya, saat itu tersedia ada tribun utama dan terbuat dari kayu. 24 Maret 1956 kemudian Stadion Siliwangi diresmikan oleh Panglima Kawilarang. Pada acara pembukaan ini diadakan pertandingan persahabatan antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta. Lebih dari itu, kemudian pada tahun 1961, Siliwangi pernah menjadi tempat diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) V yang dibuka oleh Presiden Soekarno.
0 Response to "Stadion Siliwangi, Saksi Perjalanan Tim Maung Bandung"
Posting Komentar