Menyibak Perkembangan Humor Urang Sunda

Membahas urusan humor, Tatar Sunda merupakan gudangnya para "aktivis" bobodoran. Kita mengenal adanya Sule, Ki Daus, Ohang, dkk. Tak lupa, untuk sang maestro humor kita tidak bisa melepaskan nama Kang Ibing. Pentolan D'Kabayan tersebut ditasbihkan menjadi ikon humor Sunda. Memang humor sudah menjadi watak urang Sunda. Dimana-mana kita bisa melihat bagaimana karakter berbanyol ria ini seakan menjadi ciri tersendiri.

Kolaborasi Seniman Humor Sunda di Panggung Hiburan

Khusus di Bandung, mereka yang bergiat dalam humor ini banyak sekali. Jika kita menilik pada kiprah D'Kabayan, humor-humornya sekarang masih menjadi primadona di jejaring internet. Banyak yang masih mengunduh cerita-cerita versi audio D'Kabayan yang dulu terkenal masih dalam media kaset, seperti "Kang Maman Mencari Anak Anjing", "Bebesanan", "Tukang Loak", dll.

Khusus Kang Ibing, ia bisa main dengan siapa saja. Termasuk dalang wayang golek dari Jelekong, Baleendah, Kang Asep Sunandar Sunarya. Kepaiawian Kang Ibing ngabodor berkolaborasi dengan Kang Asep Sunandar, Asep Truna, atau Nyi Ijem membuat para penggemar terpingkal-pingkal. Kekhasan Kang Ibing yang lugu memang sudah menjadi ciri sendiri. Apalagi jika Kang Ibing sudah tik tak dengan Kang Aom Kusman, Babah Ho Liang (Suryana Fatah), atau Mas Sastro, dkk. Suasana seperti ini sekarang sudah jarang ditemukan. Kang Ibing dan kawan-kawan yang telah meninggalkan alam fana ini, seakan meninggalkan jejak sejarah akan begitu prestiusnya urang Sunda dalam hal ngabojeg alias berhumor.

Perkembangan humor Sunda pun kini bergeliat dengan merambah media layar kaca. Ada Pojok Si Cepot yang menghadirkan sosok si Cepot dengan iringan musik yang sudah dikolaborasikan dengan alat musik modern. Inilah mungkin yang menjadikan humor Sunda di dunia wayang golek bergeser demi memenuhi selera pasar. Maka, sosok si Cepot yang dikenal sebagai ikon ngabojeg dalam wayang golek pun lebih dikedepankan. Acara ini ditayangkan di salah satu TV lokal di Bandung.

Konsep wayang bodoran ini pun, kini digunakan pula oleh Entis Sutisna alias Sule dengan membuat acara saban sore hingga magrib dengan nama program Bukan Sekedar Wayang (BWS). Bahkan, konsep karakter wayang pun disesuaikan dengan aspek kekinian. Di sini ada karakter wayang Sule sendiri hingga tokoh mirip Aa Gym, Sinchan, Superman, Michel Jackson, hingga karakter mirip Kang Ibing.

Group Lawak D'Bodor

Group lawak lain yang terkenal lahir di Bandung adalah Bah Us Us, Kang Uyan, dan Kang Kusye yang tergabung dalam D'Bodor. Sepeninggal Bah Us Us dan Kang Uyan, kini hanya tinggal Kang Kusye yang tersisa dan membentuk duo dengan Kang Benny Syafa'at dengan nama Neo D'Bodor. Pada masa jayanya, Bah Us Us yang menjadi "dalang" dalam D'Bodor mampu menghidupkan suasana. Personel yang terkenal dengan peniti raksasa di bajunya ini bisa menghadirkan bodoran segar dengan Kang Uyan yang jago main gitar dan jago nyanyi. Adapun Kang Kusye mampu menghadirkan sosok anak kecil dengan suara cemprengnya.

Taufik Faturohman: Kolaborasi Sulap dan Dongeng

Jika ingin membaca humor-humor Sunda, Anda bisa membeli buku Sabulangbentor karya Kang Taufik Faturohman. Bos penerbit Geger Sunten yang juga lulusan Sastra Sunda - UPI ini masih setia dalam jalur humor Sunda. Ia kerap mengolaborasikan humor-humor Sunda yang dibawakannya dengan sulap dengan nama Sudong alias sulap dongeng.

Maklum, ia salah satu pengurus Komunitas Sulap Bandung. Dimana "anak buahnya" banyak yang berhasil menembus jagat sulap tanah air. Apalagi banyak yang ikut acara kontes sulap yang diselenggarakan salah satu TV swasta. Karya-karya Haji Topik ini bahkan menjadi bahan lawakan pelawak lain, semisal Sule. Media-media humor versi buku yang ditulis oleh para penulis humor Sunda, kini banyak juga sekarang yang diterbitkan. 

Kang Haji Topik juga sempat membangkitkan kembali humor Sunda dengan menerbitkan majalah humor Sunda Cakakak. Majalah bulanan ini diterbitkan atas kolaborasi dengan Miing 'Bagito', Kang Acil Bimbo, Kang Ibing, dkk. Sayang, majalah ini kini tak berumur panjang. Setelah beberapa kali terbit, tak terlihat lagi terbitan terbarunya.

Kang Haji Topik pun mempunyai acara sendiri di salah satu TV lokal di Bandung dengan nama acara Borangan (Ngabodor Sorangan). Terakhir ia pernah aktif  mengisi acara di stand up comedy di salah satu TV swasta milik Surya Paloh.  Jika Anda ingin membaca bodor-bodor Kang Haji, bisa bergabung di fan fage Facebook Majalah Cakakak.

Seniman Humor Sunda Generasi Sekarang

Bagaimana dengan yang lain? Humor Sunda bisa kita temukan dalam kolaborasi dengan waditra Sunda. Dulu ada kacapi Utun - Ukok yang bisa membawakan lagu-lagu Barat dengan media petikan kacapi. Belum lagu Asep Yana dan Abah. Hingga kondisi terkini, jika disebutkan satu per satu, terlalu banyak stok tukang bodor di Bandung ini. Ada Anton Abox, Ceu Popon, dkk. yang biasa mentas membawakan acara Sasagon dan group lawak Simpang Lima. Sayang, acara Sasagon yang dulu pernah booming di TVRI Jabar ini kini tenggelam dimana masyarakat masih berharap acara lawakan Sunda ini kembali eksis.

Para punggawa Sasagon dan Simpang lima kini eksis dengan menjadi master of ceremony (MC), sebut saja Ceu Popon dan Mr. Jun. Sementara yang lain ada yang eksis tampil di acara-acara televisi, misalnya Rina Nose yang kini eksis di acara dangdut di TV swasta dengan kolaborasi bersama Saiful Jamil, Irfan Hakim, dkk.

Lalu bagaimana kondisi humor (Sunda) sekarang? Tenang, stok humor Sunda bisa dinikmati dalam ragam media, salah satunya yang terkenal di radio swasta adalah "Cangehgar" (Carita Ngeunah dan Segar). Kumpulan humor audio versi pendek ini mampu mengocok perut pendengarnya.

Humor Sunda di Internet

Jika Anda ingin menikmati humor-humor Sunda di dunia online, tinggal search saja di Google, Facebook, atau Twitter. Di ragam media sosial, blog, hingga website banyak bertebaran koleksi-koleksi humor Sunda. Contohnya yang concern pada humor Sunda adalah Komunitas Banyolan Sunda yang bisa Anda akses di www.banyolansunda.net. Anda pun bisa menikmati bobodoran Sunda di ketawa.com atau di majalah bahasa Sunda mangle-online.com. Di Twitter pun, anak-anak muda banyak yang membuat akun humor Sunda ngacapruk. Namun sayang, dari segi bahasa yang disajikan banyak yang menggunakan bahasa Sunda kasar ataupun penulisan ejaan dan tata kata yang kurang memenuhi kaidah bahasa Sunda.

Namun, di balik itu semua jiwa-jiwa humor urang Sunda terus menunjukkan eksistensinya. Yang menjadi pekerjaan rumah bersama adalah bagaimana penggunaan bahasa Sunda tersebut bisa lebih merenah dengan adanya upaya untuk mengenalkan dan menggunakan bahasa Sunda yang baik dan benar sesuai kaidah. Inilah kondisi dimana humor Sunda kini bermetamorfosis dalam media serba instan dengan konsep flash jokes. Humor-humor Sunda bertebaran dengan cepat di dunia maya.

Di sisi lain dikhawatirkan timbul kejenuhan ketika humor serba cepat itu malah menimbulkan kesan kualitas humor yang menurun. Hal ini karena faktor penciptaan humor dan ikonisasi jauh berbeda dengan zamannya Kang Ibing. Kini, cerita-cerita humor pun  tak lebih dari budaya copy-paste yang tak jarang ngulibek itu-itu saja. Ya, karena yang berkreasi di ranah ini bisa dihitung dengan jari.

Inilah yang menjadi pertanyaan: apakah akan muncul kembali tokoh-tokoh humor Sunda sekaliber Kang Ibing, Bah Us Us, Kang Aom Kusman, dkk? Belum lagi media untuk berhumor ria seperti di Bandung agak kurang terlihat pergerakannya. Misalnya sekarang di Kota Bandung lebih dikenal dengan pertunjukan konser musik, pameran, atau lainnya dibanding dengan adanya event-event humor. Padahal, dunia pertunjukan humor sepertinya tetap akan menjadi favorit warga Bandung khususnya dan Tatar Sunda umumnya.*(AA)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menyibak Perkembangan Humor Urang Sunda "

Posting Komentar