Adalah Dewi Kusmianti, salah seorang warga RW 11 Kel. Cibangkong, Kec. Batununggal, Kota Bandung yang mewujudukan tekad mengelola sampah dengan bijak dan bernilai guna bagi masyarakat sekitar. Jargon Bandung Green and Clean yang selama ini didengungkan rupanya lebih dulu dijalani secara mandiri oleh sosok Ibu Dewi Kusmianto bersama suaminya. Suami Dewi ialah petugas sampah yang setiap hari bertugas mengangkut sampah warga. Sosok Dewi sendiri adalah wanita tangguh yang rela menjalani segala profesi untuk menghidupi anak-anaknya.
Belum lagi kondisi ketiga anaknya yang mengalami gangguan kesehatan. Anak yang satu mempunyai diabetes sejak kecil. Kedua mengalami autis. Sementara yang satu lagi mengalami radang otak. Perjuangannya dalam ikut membantu menghidupi keluarga dijalani dari menjadi pengamen di Jalan Laswi hingga menjadi penarik ojek. Dan, kini sampah menjadi media Ibu Dewi untuk memberikan arti kepada lingkungan sekitarnya. Maka, di tempat yang dulunya TPA di Cibangkong (kawasan antara Jalan Gatot Subroto dan Laswi, Bandung) kini berdiri bank sampah dengan nama My Darling (Masyarakat Sadar Lingkungan).
Tujuan mulianya ini sederhana, hanya dilatarbelakangi niat membantu suaminya yang setiap hari mengurus sampah. Sekaligus juga ia ingin memberi peran manfaat dan pendidikan bagi masyarakat akan sampah. Ibu Dewi lalu mengajak tetangga sekitarnya untuk mendirikan bank sampah. Namanya juga "bank", di sini masyarakat yang berperan sebagai penghasil sampah menjadi nasabahnya. Adapun bank sampah My Darling ini berkantor di tempat sampah di RW 11.
Hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, adalah waktu layanan nasabah. Para petugas yang sebagian besar ibu-ibu ini menerima setoran sampah dari nasabah. Untuk harga, sampah organik dihargai Rp 50 per kilogram, sedangkan rongsokan dihargai Rp 400 per kilogram. Adapun sampah kreasi seperti bungkus kopi atau plastik-plastik bermotif dihargai Rp 2.000 per kilogram. Untuk pembayaran, digunakan sistem pembayaran titik maksimal, dimana setelah mencapai nominal 50.000 rupiah, maka uang dibayarkan kepada nasabah. Di sini juga, dilakukan pembuatan biogas yang dikelola secara langsung oleh bank sampah ini.
Masyarakat sekitar rumah Ibu Dewi kini mulai menyadari bahwa sampah bisa didaur ulang dan dikelola dengan baik. Tentunya, sampah yang dibuang kini bisa dipilah dulu dan diserahkan sesuai dengan jenisnya untuk diolah di bank sampah My Darling ini. Perlahan, masyarakat mulai ikut terlibat dalam pengurusan bank sampah ini. Dulu, sampah menggunung dan menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan Cibangkong ini. Kini, tumpukan sampah berkurang drastis dengan adanya pemilahan dan pemilihan sampah sesuai dengan jenisnya.
0 Response to "My Darling, Gerakan Bank Sampah dari Cibangkong, Bandung"
Posting Komentar