Nun di kawasan Bandung selatan, tepatnya di daerah Ciwidey, terdapat situ yang menjadi ikon wisata daerah setempat. Ya, Situ Patengan (atau biasa ada penyebutan: Patenggang) yang menempati areal seluas 150 Ha tersebut menjadi objek wisata alam yang selalu ramai dikunjungi. Situ dalam basa Sunda artinya 'danau'. Konon kata "Patengan" berasal dari kata pateangan-teangan, yang berarti 'saling mencari'.
Legenda Situ Patengan
Pemberian nama Patengan tersebut berdasarkan kisah legenda yang berkembang di sana, dimana cinta Putra Prabu dan Putri titisan Dewi yang besar bersama alam, yaitu Ki Santang dan Dewi Rengganis. Mereka berpisah untuk sekian lamanya. Karena cintanya yang begitu dalam, mereka saling mencari dan akhirnya bertemu di sebuah tempat yang sampai sekarang dinamakan "Batu Cinta". Dewi Rengganis pun minta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar bersama.
Lokasi Situ Patengan
Lokasi Situ Patengan
Situ Patengan terletak di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kab. Bandung. Kawasan ini berjarak kurang lebih 47 kilometer arah selatan dari pusat kota Bandung. Danau ini terletak di ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut dan memiliki pemandangan yang sangat eksotik. Di kawasan Situ Patengan terdapat berbagai fasilitas penunjang, seperti area parkir, musholla, MCK, toko souvenir, rumah makan, shelter-shelter, tikar tempat duduk.
Di tempat wisata ini juga terdapat fasilitas perahu yang bisa disewa untuk mengelilingi sebuah pulau kecil yang berada dibagian tengah situ. Pulau ini tampak rindang dengan banyaknya pohon-pohon tinggi yang tumbuh di dalamnya. Sementara, di seberang danau terdapat lokasi yang cukup menarik yang diberi nama Batu Cinta yang konon dipercaya akan memberi kelanggengan cinta bagi pasangan yang datang berkunjung ke lokasi tersebut. Di sini juga Anda dapat membeli aneka souvenir dan jajanan kuliner khas setempat (ketan bakar, jagung, bandrek, dsb.)
Di tempat wisata ini juga terdapat fasilitas perahu yang bisa disewa untuk mengelilingi sebuah pulau kecil yang berada dibagian tengah situ. Pulau ini tampak rindang dengan banyaknya pohon-pohon tinggi yang tumbuh di dalamnya. Sementara, di seberang danau terdapat lokasi yang cukup menarik yang diberi nama Batu Cinta yang konon dipercaya akan memberi kelanggengan cinta bagi pasangan yang datang berkunjung ke lokasi tersebut. Di sini juga Anda dapat membeli aneka souvenir dan jajanan kuliner khas setempat (ketan bakar, jagung, bandrek, dsb.)
Luas Situ Patenggang sekitar 45.000 hektar. Serta total luas cagar alamnya mencapai 123.077,15 hektar. Situ patenggang selalu menjadi pilihan wisatawan terutama bagi mereka yang baru pulang dari tempat wisata Kawah Putih. Jaraknya dari wisata kawah putih hanya sekitar 7 KM dan membutuhkan waktu sekitar 10 menit saja.
Legenda "Batu Cinta" di Pulau Asmara
Salah satu lokasi yang menjadi favorit pengunjung di sana ada ”batu cinta” yang menjadi daya tarik pengunjung. Ada sebuah batu yang terletak di pulau yang ada di tengah situ, yakni Pulau Sasuka atau orang sering menyebutnya sebagai Pulau Asmara. Batu cinta ini mengiringi legenda Situ Patengan.
Konon, situ yang airnya berasal dari Sungai Cirengganis ini merupakan kumpulan air mata dari pasangan Dewi Rengganis dan Ki Santang, yang cintanya tak bisa bersatu karena suatu keadaan. Namun, mereka akhirnya bisa kembali bertemu pada sebuah batu setelah sekian lama saling mencari. Batu inilah yang kelak dinamakan batu cinta. Mitos pun menyeruak, bagi pasangan yang berkunjung ke batu itu, cinta mereka akan abadi. Nama Patengan pun diduga diambil dari kisah pasangan dalam legenda tersebut, yakni dari kata pateangan-teangan yang dalam bahasa Sunda berarti saling mencari.
Terlepas dari legendanya, Situ Patengan memang memiliki daya tarik tersendiri. Sejauh mata memandang, pengunjung dapat menikmati pemandangan indah berupa hamparan perkebunan teh, pegunungan, perkebunan stroberi, serta hutan yang mengelilinginya. Suasana terasa semakin nyaman karena kawasan ini berhawa sejuk. Bahkan, setiap harinya nyaris selalu ditandangi kabut. Pengunjung pun bisa mengelilingi danau menggunakan perahu. Sama halnya dengan legenda batu cinta, konon mitosnya, jika pasangan mengelilingi situ ini akan diberikan kelanggengan.
Situ Patengan pun menyimpan potensi flora dan fauna. Beberapa flora dan fauna unik dapat ditemui di kawasan ini. Apalagi, Situ Patengan telah menjadi taman wisata sejak tahun 1981 yang sebelumnya merupakan kawasan cagar alam. Pepohonan khas Jawa Barat, sejenis puspa dan saninten, masih banyak ditemukan. Jenis primata langka, surili (Presbytis comata), juga masih kerap terlihat dan terdengar suaranya di hutan sekitar situ. Untuk jenis ikan, situ ini menjadi habitat ikan sejenis nila, mas, dan tawes.
Konon, situ yang airnya berasal dari Sungai Cirengganis ini merupakan kumpulan air mata dari pasangan Dewi Rengganis dan Ki Santang, yang cintanya tak bisa bersatu karena suatu keadaan. Namun, mereka akhirnya bisa kembali bertemu pada sebuah batu setelah sekian lama saling mencari. Batu inilah yang kelak dinamakan batu cinta. Mitos pun menyeruak, bagi pasangan yang berkunjung ke batu itu, cinta mereka akan abadi. Nama Patengan pun diduga diambil dari kisah pasangan dalam legenda tersebut, yakni dari kata pateangan-teangan yang dalam bahasa Sunda berarti saling mencari.
Terlepas dari legendanya, Situ Patengan memang memiliki daya tarik tersendiri. Sejauh mata memandang, pengunjung dapat menikmati pemandangan indah berupa hamparan perkebunan teh, pegunungan, perkebunan stroberi, serta hutan yang mengelilinginya. Suasana terasa semakin nyaman karena kawasan ini berhawa sejuk. Bahkan, setiap harinya nyaris selalu ditandangi kabut. Pengunjung pun bisa mengelilingi danau menggunakan perahu. Sama halnya dengan legenda batu cinta, konon mitosnya, jika pasangan mengelilingi situ ini akan diberikan kelanggengan.
Situ Patengan pun menyimpan potensi flora dan fauna. Beberapa flora dan fauna unik dapat ditemui di kawasan ini. Apalagi, Situ Patengan telah menjadi taman wisata sejak tahun 1981 yang sebelumnya merupakan kawasan cagar alam. Pepohonan khas Jawa Barat, sejenis puspa dan saninten, masih banyak ditemukan. Jenis primata langka, surili (Presbytis comata), juga masih kerap terlihat dan terdengar suaranya di hutan sekitar situ. Untuk jenis ikan, situ ini menjadi habitat ikan sejenis nila, mas, dan tawes.
Harga Tiket Masuk Situ Patengan
Harga tiket untuk sewa Perahu menuju lokasi Batu Cinta Situ Patenggang berkisar antara Rp. 150.000,- sd Rp. 250.000,- per perahu, kemudian tiket untuk naik Angsa-Angsa kisaran tiketnya sebesar Rp. 25.000,- sd Rp. 50.000,-. Untuk pengunjung juga biasanya ditawarkan tiket atau sewa untuk tikar untuk keluarga Anda agar dapat duduk sesuai dengan keinginan Anda dan keluarga, tiket atau sewanya kisaran Rp. 10.000,- sd Rp. 20.000,-.
Jika Anda ingin bermalam di bersama keluarga di tepi Danau Situ Patenggang bisa menyewa Villa Patenggang dengan rate sewanya untuk weekdays Rp.550.000,- dan harga sewa untuk Weekend Rp. 660.000,- dengan fasilitas 3 kamar, kapasitas 25 orang.
** List harga di atas sewaktu-waktu bisa berubah.
Peta Lokasi Situ Patengan, Ciwidey, lihat di sini
Dokumentasi Situ Patengan:
- Foto-foto di Situ Patengan lihat di sini
- Video keindahan Situ Patengan tonton di sini
Dokumentasi Situ Patengan:
- Foto-foto di Situ Patengan lihat di sini
- Video keindahan Situ Patengan tonton di sini
0 Response to "Legenda Batu Cinta di Situ Patengan/Situ Patenggang, Ciwidey"
Posting Komentar